Sabtu, 30 Juni 2018

#THAILAND6 : RAMADHAN TAHUN INI: AKU BERBUKA PUASA, KELUARGAKU SHALAT TARAWIH


Ramadhan tahun 1439 H ini ada yang berbeda. Pada jam yang sama saat aku berbuka puasa, keluargaku shalat tarawih. Lucu dan aneh bukan? Tentu saja, karena aku berada di Thailand dan keluargaku berada di Indonesia hehe.
Banyak orang bertanya padaku 'Apakah waktu di Thailand dan Indonesia berbeda?'. Jawabannya tidak (sama dengan WIB), hanya saja waktu untuk shalat yang berbeda karena waktu terbit dan tenggelamnya matahari berbeda hehe. Indonesia lebih cepat. Jika dibandingkan antara Krabi (daerah yang aku tempati) dan Jombang (keluargaku berada), jarak waktu shalatnya kurang lebih 1 jam. Di sini, maghrib kurang lebih pukul 18.40. Sedangkan pada jam tersebut di Indonesia sudah Isya. 
Beda lagi dengan waktu shubuh. Waktu shubuh hanya berjarak kurang lebih setangah jam. Indonesia shubuh pukul 04.30 WIB. Sedangkan Thailand bagian Krabi shubuh pukul 05.00. Jadi, kesimpulannya puasa di Thailand bagian Krabi lebih lama (kurang lebih setengah jam) dari Indonesia WIB. Tapi anehnya aku lebih merasa lapar dan haus saat aku puasa di Indonesia haha.
Jadi, kalau aku ingin telefon atau video call keluarga adalah saat keluargaku buka puasa dan aku sedang menyiapkan menu buka puasa. Atau setelah aku berbuka puasa sekitar pukul 19.30 WIB bertepatan dengan usainya shalat tarawih keluargaku hehe.

Categories: ,

Selasa, 19 Juni 2018

#THAILAND5 : IDUL FITRIKU


Hai sahabat blogger,
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H
تقبل الله منا ومنكم
Saya Mukminatul Layyinah mohon maaf lahir dan batin atas segala salah dan khilaf, entah dari perkataan atau perbuatan, khususnya dari tulisan-tulisan saya.
Semoga kita bisa dipertemukan dengan ramadhan berikutnya.

Cekidot..
Lebaran idul fitri tahun ini berbeda. Aku jauh dari orang tua, keluarga, orang-orang tercinta, dan Indonesia. Aku berada di perantauan, di Negeri Seribu Pagoda tepatnya. Oke, aku akan menceritakan perjalanan lebaranku di sini haha
Rabu, 13 Juni 2018. Aku bersama 4 temanku yang bertempat di Krabi dan Nakhon Si Thammarat berangkat ke Hatyai, Songkhla dengan bus. It's our very first experience naik bus di Thailand ditambah tanpa pendamping yang bisa bahasa Siam haha, tapi alhamdulillah kita sampai tujuan dengan selamat. Tarif bus dari Krabi ke Terminal Hatyai 170 Baht (kurang lebih 76 ribu rupiah) dengan durasi perjalanan 3,5 jam. Dari terminal, kami naik van (angkutan umum yang bentuknya seperti mobil elf) menuju sekolah teman kami yg bernama Tamsueksa Mulnity School. Bertemu kawan-kawan perantauan ada rasa senang tersendiri, alhamdulillah bisa ngobrol bahasa Indonesia dan Jawa sepuasnya hahaha. Kami bertukar cerita, susah senang yang kita rasakan.
Kamis, 14 Juni 2018. Aku dan 2 temanku dari sastra arab pindah tempat ke sekolah teman yang lain (Warraphat School) agar kita imbang, setengah rombongan dan warraphat dan setengah rombongan lagi dari tamsueksa hehe
Jumat, 15 Juni 2018. Yaa Allah.. sudah lebaran .. :') .. kita berangkat bersama rombongan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Prince of Songkhla University menuju kantor konsulat Indonesia dengan tuk-tuk (angkutan umum juga haha). Sampai di konsulat, bertemu orang-orang Indonesia, shalat id berjamaah, bersalam-salaman dan maaf-maafan. Makan bersama makanan khas Indonesia, ada opor ayam, sambal goreng kentang, rendang, lodeh, bakso, siomay, dan camilan-camilan ringan Indonesia. Nyesek sebanarnya, shalat id tanpa keluarga karena belum pernah seperti ini dan sejauh ini sebelumnya hehe. Video call sebentar karena orang rumah muter maaf-maafan ke rumah tetangga, akunya tahan tangis haha. 
Siang lepas shalat jumat kami kembali ke Hatyai. Rencana pergi ke Samila beach gagal karena cuaca sangat panas dan HP kita mati semua karena kehabisan batrei hahaha.. Yasudah, beli es krim saja di seven eleven :D
Sastra Arab UM lengkap

Thailand Ambassador 2018 11/33




Makan bersama...

Sabtu, 16 Juni 2018. Aku dan Laily (partner di EKP) kembali ke Krabi. Mudik kita usai sampai di sini. Sampai di rumah Krabi, kami disambut Baba (pengasuh pondok tempatku mengabdi). 
"Alhamdulillah anak Baba sudah pulang" ... mendengar kalimat itu seketika aku teringat almh. Emak yang selalu menyambut di  depan rumah ketika aku pulang dari perantauan 'Alhamdulillah anakku wes muleh'. Sekarang, tak ada lagi. Huft, tarik nafas panjang, tahan tangis. Alhamdulillah di sini aku mendapat orang tua asuh yang sangat menyayangi dan perhatian pada kami. 
Sekian cerita singkat lebaranku di sini.. Terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisanku :)

Categories:

#THAILAND4 : BERBURU MAKANAN HALAL



         Di Thailand, penduduk muslim sangat minoritas, tercatat di NSO (population by religion, religion and area) pada tahun 2015, jumlah muslim di Thailand kurang dari 5% dari total penduduk di Thailand. Hal ini mengharuskan mereka berhati-hati dalam segala hal, terutama dalam hal memilih makanan. Di sini, muslim pantang membeli atau memakan  makanan kecuali ada label ‘HALAL’ atau penjualnya berkerudung/berkopyah atau bisa berbahasa melayu. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka, namun menjadi keuntungan yang besar, yakni berhati-hati dalam memilih makanan yang dimakan, bukan asal comot seperti yang sering saya lakukan di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Hal itu membuat saya percaya dan yakin bahwa semua makanan yang saya beli halal tanpa ada campuran yang bertanda kutip.
            Sedikit cerita tentang pengalaman saya berburu makanan halal di sini. Suatu hari saya pergi ke seven eleven (mini market tapi lebih lengkap), saya berniat membeli camilan. Setelah berputar, saya mengambil 1 makanan ringan yang notabenenya sudah terkenal dan biasa dimakan di Indonesia. Ketika saya hendak membayar di kasir, saya teringat pesan orang-orang di sini bahwa saya harus memastikan ada atau tidak label halal pada makanan tersebut. Saya cek, saya bolak-balik, saya tidak menemukan label tersebut. Saya kembali ke tempat makanan ringan itu berasal, tidak ada tulisan ‘halal product’ juga. Duh, saya kecewa sekaligus berpikir keras bagaimana mungkin tidak ada label halalnya padahal itu kentang. Oh iya, mungkin bumbunya. Akhirnya saya ambil makanan ringan serupa dengan merk yang berbeda di tempat ‘halal product’. Apresiasi untuk mini market ini yang juga turut toleran mau memisahkan antara makanan halal dan haram bagi kamu muslim selain ada label ‘halal’.
            Jika dipikir-pikir memang sulit, bagaimana mencari makanan yang berlabel halal, atau penjual berkerudung/berkopyah, atau bisa berbahasa Melayu. Padahal, orang berbahasa melayu belum tentu muslim. Hayo gimana? Solusinya, jika ragu lebih baik tidak membelinya hehe.

Categories:

Kamis, 07 Juni 2018

#THAILAND3 : SEMINAR PROVINSI KRABI: MENCETAK GENERASI DENGAN RASA CINTA DAN MEMILIKI YANG TINGGI


Krabi adalah salah satu provinsi di Thailand Selatan yang terkenal dengan banyak tempat wisata yang menakjubkan, seperti pantai, air terjun, pemandian air panas, candi, dan lain sebagainya. Ia adalah daerah tempatku mengabdi 5 bulan ke depan. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Krabi untuk melihat dan menikmati keindahannya. Dikarenakan hal tersebut, pemerintah Provinsi Krabi mencanangkan beberapa program yang bertujuan untuk membentuk generasi yang mampu menyambut wisatawan, merawat, memahami seluk beluk dan potensi Krabi sebagai tempat wisata. Salah satu program tersebut adalah seminar provinsi yang bertema “Good & Smart Krabi Children Project: Youths Move To Asean Camp 2018” yang ditujukan untuk siswa menegah atas se-Provinsi Krabi.
Syukur Alhamdulillah pada kesempatan ini, saya dan teman saya yang bernotabene sebagai pendatang baru di Krabi diberi kepercayaan oleh sekolah untuk menjadi pemateri utama dalam seminar provinsi yang dilaksanakan di Eakkapapsasanawich Islamic School (tempat kami mengabdi) sebagai rayon ke 17 di Krabi. Suatu kebanggan tersendiri bagi kami dapat berinteraksi dengan para siswa untuk membagi sedikit ilmu serta kemampuan berbahasa Inggris dan berupaya membangkitkan rasa cinta dan memiliki mereka terhadap Krabi. It's my first experience to be a keynote speaker man.. hahaha
Seminar ini dilaksanakan selama tiga hari, Rabu-Jumat (30 Mei-1 Juni 2018) dengan berbagai materi, di antaranya pengenalan Provinsi Krabi secara umum, Asking and Giving Directions, Buying and Selling, dan Attractions and Activities. Setelah menerima materi, ada refleksi yang yang dilakukan oleh para siswa; membuat list tempat wisata yang ada di setiap distrik Krabi, game untuk menguji pemahaman siswa dan menghilangkan rasa bosan dan lelah karena sedang puasa, membuat percakapan jual-beli, serta membuat summary materi selama 2 hari. Tak lupa diadakan pre test di hari pertama dan post test di hari kedu
Hari ketiga adalah kegiatan touring ke beberapa tempat wisata di Krabi. Diawali ke Pantai Ban Pak Khlong yang berada di distrik Ko Lanta. Disana, siswa bersama guru pendamping membersihkan sampah-sampah anorganik yang ada di pantai. Kemudian ke pantai Lhung Tee yang berada di distrik yang sama dan di akhiri dengan menanam pohon mangrove bersama para polisi daerah Krabi di Mangrove Forest yang terletak di Klong Thom.
Menurut saya, acara seperti ini sangat penting diadakan untuk menumbuhkan sikap percaya diri generasi muda untuk bersosialisasi menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, selain itu juga akan menumbuhkan rasa peduli  pada lingkungan sekitar dan rasa cinta tanah air. 
Saya adalah orang Indonesia yang sedang berada di negeri tetangga. Melihat kepedulian dan rasa memiliki yang ada di sini membuat saya semakin mencintai Indonesia, mensyukuri setiap ciptaan Yang Kuasa, betapa agung dan beragam ciptaan-Nya.

Categories:

Rabu, 06 Juni 2018

#THAILAND2 : EAKKAPAPSASANAWICH ISLAMIC SCHOOL, KRABI-SOUTHERN THAILAND

Saat ini aku sedang KKN-PPL Terpadu Thailand. Aku ditempatkan di Provinsi Krabi, tepatnya di Eakkapapsasanawich Islamic School, Sai Khao, Khlong Thom. 
Eakkapapsasanawich Islamic School (معهد الموحِّدة الإسلامية) atau sering disebut EKP adalah sebuah yayasan yang di dalamnya terdapat pondok dan sekolah. 
Pondok di sini unik, kenapa aku bilang unik? tidak seperti pondok-pondok yang pernah aku jumpai di Indonesia dengan bangunan bertingkat dan besar atau bangunan bertembok. Di sini, kamar para santri berupa rumah panggung yang berisi 1-4 santri. Rumah panggung tersebut berjejer rapi di antara pohon-pohon karet, seperti sebuah perkampungan, syahdu dan asri sekali. Mereka memasak sendiri, mereka diperbolehkan membawa kipas angin dan magic com, tapi tidak dengan handphone tentunya. Jika ada yang membawa HP dan ketahuan, maka HP tersebut akan dihancurkan oleh para asatidz. 
Ini adalah salah satu komplek kamar. Tanah berpasir putih dengan kerikil kecil. Benar-benar asri bukan..

Sekarang sekolah. Di sini, sekolah dilaksanakan 5 hari dalam seminggu, hari Senin-Jumat, sama halnya dengan full day school di Indonesia. Sekolah dimulai pukul 08.00-16.40. Ada dua sesi, yaitu sesi kelas akademik dan kelas agama (diniyah). Untuk semester ini, hari senin dan selasa (akademik-agama) dan rabu-jumat (agama-akademik). 1 jam pelajaran di sini 50 menit, dan dalam 1 hari murid-murid akan mendapatkan 9 mata pelajaran. Jangan ditanya bagaimana perasaan mereka menerima banyak materi pelajaran dalam sehari haha. Akan tetapi ada satu sisi yang membuatku takjub, di sini tidak melulu menuntut kemahiran siswa, tapi perubahan sikap mereka dalam belajar. Sekecil apapun, sesedikit apapun perubahan baik pada murid pasti akan diapresiasi, it's something good kan..
Bagaimana dengan tingkat kelas mereka? Untuk akademik, ada 6 tingkat. 1-3 disebut mutawassith (setara dengan SMP sederajat), 4-6 disebut tsanawi (setara dengan SMA sederajat). Untuk agama ada 6 tingkat juga, 1-3 disebut ibtida`iy, 4-6 disebut mutawassith.
Ini salah satu gedung sekolahnya, dengan pohon-pohon sawit yang menjulang tinggi.

Categories:

Selasa, 05 Juni 2018

#THAILAND1: TOILET BERKIPAS ANGIN

Senin, 14 Mei 2018
Ini adalah pengalaman pertamaku pergi ke Negeri orang, Thailand Selatan. Ada banyak hal yang membuatku terpana, salah satunya adalah toilet. Iya, toilet. Aku termasuk orang yang rutin dan terjadwal ke toilet, tapi ketika berada di luar seringkali aku memilih menahan diri pergi ke toilet karena keadaannya yang kurang layak. Bukan bermaksud membandingkan negera sendiri dengan negara orang lain, aku sedang membahas realita yang semoga menjadi inspirasi untuk pembangunan bangsa.
Pertama kali sampai di Thailand, aku dan rombongan transit di rest area untuk istirahat, bersih diri, dan shalat shubuh. Ketika masuk toilet, hal pertama yang aku dapatkan adalah bersih, tidak ada sampah sedikitpun kecuali rambut dan tisu karena saat itu memang belum dibersihkan. Kedua, tidak bau, meskipun tidak wangi tapi setidaknya tidak bau semacam pesing dan sebagainya haha.. Ketiga adalah hal yang paling menakjubkan, it is fan guys.. kipas angin. Siapa yang menyangka akan ada kipas angin di dalam toilet. Mungkin karena udara/suhu di Thailand relatif panas  sehingga dipasang kipas angin di beberapa tempat untuk kenyamanan pengunjung, salah satunya di toilet. Keempat, tidak berbayar. Biasanya ketika kita ingin mandi atau sekadar buang air kecil di toilet umum, kita harus mengeluarkan uang untuk bayar kebersihan. Akan tetapi hal itu tidak berlaku di sini, alhamdulillah hemat.. haha
Di tempat lain, Natthawi-Songkhla tepatnya. Aku pergi ke toilet. Ketika aku masuk hal yang sama aku temui; bersih, tidak bau, berkipas angin, dan tidak berbayar. Petugas kebersihannya pun ramah.
Semoga negaraku Indonesia turut meniru hal-hal baik seperti ini dari negara tetangga untuk diterapkan di tanah tercinta.

Categories:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html

Copyright © Layyinah's World | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑